Tuhan memang hendak membawa anda kepada kemenangan demi kemenangan.
Tapi ingatlah, bahwa 'kemenangan' bukanlah tujuan AKHIR Tuhan bagi anda. Karena itu janganlah terbuai oleh nikmatnya sebuah kemenangan, dan janganlah tergoda untuk tetap tinggal di dalamnya.
Sebab sama seperti Allah memberikan kemenangan kepada bangsa Israel saat mereka berjalan dari satu negeri ke negeri yang lain, tetapi menolak membiarkan mereka menetap di sana, demikian jugalah halnya dengan hidup kita sekarang. Bangsa Israel harus terus bergerak mengikuti Pimpinan Tuhan dalam Tiang Awan dan Tiang Api. Mereka harus terus bergerak mengikuti Tuhan dan gak berhenti sampai mereka tiba di Tanah Perjanjian, karena di sanalah Tuhan mempersiapkan rumah bagi mereka untuk menetap.
Tanah Perjanjian bagi kita adalah Surga kelak. Dan selama kita masih hidup di dunia, selama itu juga jangan sampai kita berhenti bergerak mengikuti Tuhan & jangan sampai terlena dalam nikmatnya sebuah kemenangan. Sebab bila tidak, maka kita akan membangun kemah kita di atas sebuah kemenangan dan menetap disana sebagai zona kenyamanan.
Dan gak peduli seberapa nikmatnya sebuah zona kenyamanan, itu bukanlah rumah yang akan membuat anda berkembang. Sebaliknya, zona kenyamanan adalah sebuah penjara yang membelenggu anda untuk mencapai TANAH PERJANJIAN.
Jadi, ujian sejati bagi seseorang itu gak datang saat masalah datang, melainkan saat kemenangan terjadi:
"Apakah anda mau mendirikan kemah anda di atasnya dan mendirikan Tanah Perjanjian versi anda sendiri,
atau.....
bersyukur kepada Tuhan lalu rela meninggalkannya dan siap dipimpin Tuhan untuk menuju ke next level agar bisa sampai ke Tanah Perjanjian?"
Allah telah membawa Abraham kepada kemenangan saat doanya dijawab melalui lahirnya Ishak. Namun Abraham menolak menjadikan Ishak sebagai "Zona Kenyamanan" yang harus dipertahankan sehingga saat Allah memintanya untuk mengorbankan Ishak, Abraham rela dan taat.
Terkadang Allah mengijinkan kemenangan terjadi pada hidup anda untuk menguji hati anda:
"Apakah anda akan membiarkan kemenangan itu lebih besar dari ketaatan anda, atau justru sebaliknya?"
Tapi ingatlah, bahwa 'kemenangan' bukanlah tujuan AKHIR Tuhan bagi anda. Karena itu janganlah terbuai oleh nikmatnya sebuah kemenangan, dan janganlah tergoda untuk tetap tinggal di dalamnya.
Sebab sama seperti Allah memberikan kemenangan kepada bangsa Israel saat mereka berjalan dari satu negeri ke negeri yang lain, tetapi menolak membiarkan mereka menetap di sana, demikian jugalah halnya dengan hidup kita sekarang. Bangsa Israel harus terus bergerak mengikuti Pimpinan Tuhan dalam Tiang Awan dan Tiang Api. Mereka harus terus bergerak mengikuti Tuhan dan gak berhenti sampai mereka tiba di Tanah Perjanjian, karena di sanalah Tuhan mempersiapkan rumah bagi mereka untuk menetap.
Tanah Perjanjian bagi kita adalah Surga kelak. Dan selama kita masih hidup di dunia, selama itu juga jangan sampai kita berhenti bergerak mengikuti Tuhan & jangan sampai terlena dalam nikmatnya sebuah kemenangan. Sebab bila tidak, maka kita akan membangun kemah kita di atas sebuah kemenangan dan menetap disana sebagai zona kenyamanan.
Dan gak peduli seberapa nikmatnya sebuah zona kenyamanan, itu bukanlah rumah yang akan membuat anda berkembang. Sebaliknya, zona kenyamanan adalah sebuah penjara yang membelenggu anda untuk mencapai TANAH PERJANJIAN.
Jadi, ujian sejati bagi seseorang itu gak datang saat masalah datang, melainkan saat kemenangan terjadi:
"Apakah anda mau mendirikan kemah anda di atasnya dan mendirikan Tanah Perjanjian versi anda sendiri,
atau.....
bersyukur kepada Tuhan lalu rela meninggalkannya dan siap dipimpin Tuhan untuk menuju ke next level agar bisa sampai ke Tanah Perjanjian?"
Allah telah membawa Abraham kepada kemenangan saat doanya dijawab melalui lahirnya Ishak. Namun Abraham menolak menjadikan Ishak sebagai "Zona Kenyamanan" yang harus dipertahankan sehingga saat Allah memintanya untuk mengorbankan Ishak, Abraham rela dan taat.
Terkadang Allah mengijinkan kemenangan terjadi pada hidup anda untuk menguji hati anda:
"Apakah anda akan membiarkan kemenangan itu lebih besar dari ketaatan anda, atau justru sebaliknya?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar