AKU berkata kepadamu, “SESUNGGUHNYA SEKIRANYA KAMU MEMPUNYAI IMAN
SEBESAR BIJI SESAWI SAJA KAMU DAPAT BERKATA KEPADA GUNUNG INI; PINDAH
DARI TEMPAT INI KE SANA, MAKA GUNUNG INI AKAN PINDAH, DAN TAKKAN ADA
YANG MUSTAHIL BAGIMU” (MATIUS 17: 20).
Sebuah pernyataan yang sangat provokatif. Ya provokatif, karena sangat merangsang dan menantang keinginan yang luar biasa besarnya. Betapa tidak, bisa memindahkan gunung, itu hal yang luar biasa. Apalagi, hal ini bisa dilakukan hanya dengan iman sebesar biji sesawi saja. Biji sesawi itu sangat kecil, paling sebesar wijen. Perbandingan yang waaah: iman yang kecil bisa menciptakan hal yang besar. David Copperfield, si pesulap kesohor itu saja tak pernah mampu melakukannya, kecuali menghilangkannya, dari pandangan mata.
Menghilangkan dan memindahkan adalah dua hal yang amat sangat berbeda. Masalahnya, dalam Alkitab tidak ada satu pun peristiwa atau kisah tentang nabi atau rasul yang sukses memindahkan gunung. Ada peristiwa Musa yang membelah Laut Teberau hanya dengan pukulan tongkatnya. Atau Elia yang berkata, dan kapak yang tenggelam pun segera muncul ke permukaan. Atau juga, Sadrakh, Messakh, dan Abednego, yang tak hangus dalam api yang dipanaskan tujuh kali lipat, yang justru malah menghanguskan sang petugas perapian.
Juga ada banyak peristiwa penyembuhan orang dari berbagai penyakit. Namun tak ada peristiwa gunung dipindahkan, apalagi hanya oleh sebuah perkataan. Lalu, APA MAKSUD ALKITAB DALM KONTEKS INI? Sebuah pertanyaan yang menggoda. Yang pasti, ayat ini tak hendak mengajarkan pada orang percaya, bahwa mereka bisa tampil bagai pesulap hebat, yang bisa melakukan keinginan diri, kapan saja, dan di mana saja, termasuk memindahkan gunung sekalipun. YESUS TAK MENGAJAR ORANG BERIMAN DENGAN BERPUSAT PADA DIRI, sehingga bermoto: kamu bisa, apa saja yang kamu mau. IMAN YANG BENAR TAK BERPUSAT PADA KEHENDAK DIRI, MELAINKAN KEHENDAK BAPA SORGAWI. Bukan sekadar apa yang kamu imani pasti jadi, TETAPI APAKAH IMAN KITA SESUAI ATAU TIDAK DENGAN KEHENDAK ALLAH? (YAKOBUS 4: 3,13-17).
NAH, JIKA IMAN ITU SESUAI DENGAN KEHENDAK ALLAH, MAKA APA SAJA YANG KAMU MINTA PASTI AKAN DIBERI. TAPI INGAT JUGA, IMAN YANG SESUAI DENGAN KEHENDAK ALLAH, PASTI BUKAN HAL YANG MENYENANGKAN DIRI SENDIRI, MELAINKAN KERINDUAN MELAKUKAN APA YANG MENJADI KEHENDAK ALLAH DALAM KEHIDUPAN INI. Iman sebesar biji sesawi menjadi sebuah kata bernilai tinggi. Sesawi di sini bukan seperti sayur sawi yang kita kenal. Ini adalah sejenis pohon yang tingginya bisa 3 meter dan sangat rindang, sehingga mengundang burung untuk hinggap. Ya, dari biji yang sangat kecil (hanya sebesar wijen), bisa tumbuh pohon besar, tinggi, dan rindang. Artinya, iman itu seperti biji sesawi, yang sekalipun tampak kecil tetapi mampu berdampak sangat besar. Iman yang benar menciptakan kenyataan yang benar, dan perubahan yang besar. Seperti memindahkan sebuah gunung, itu sangat nyata perpindahannya, dan tentu saja merupakan karya yang sangat besar. Tak bisa disembunyikan karena sangat nyata. Begitulah buah tindakan orang beriman.
Iman yang bisa memindahkan gunung, sungguh sebuah ungkapan yang bernilai tinggi. Apakah Anda seorang yang beriman? TAK PERLU ANDA TERIAKKAN, APALAGI MEMAKSA ORANG UNTUK MENGAKUINYA. Cukup dengan bertindak, dan buah iman ini pasti tampak nyata, menciptakan perubahan, dan pasti tak terbantahkan. Dan, itu cukup dengan iman sebesar biji sesawi saja. Wow, luar biasa bukan? Kehadiran orang percaya, di mana saja, dan kapan saja, PASTI MENCIPTAKAN PERUBAHAN BESAR, dan juga pasti tak terbantahkan. YESUS BERKATA, “KAMU ADALAH GARAM DAN TERANG DUNIA”. ITULAH KEHADIRAN ORANG PERCAYA. NYATA, SENYATA RASA GARAM DALAM SAYURAN. NYATA, SENYATA TERANG DI TENGAH KEGELAPAN DUNIA. Jadi, kehadiran orang percaya pasti menciptakan perubahan yang menghasilkan perbaikan. Tak terbantah.
Yang menjadi pertanyaan penting adalah, apakah kehadiran kita berdampak pada lingkungan di mana kita berada? Inilah puncak keberimanan yang benar. KESEMBUHAN, JAWABAN DOA ATAS BERBAGAI MASALAH, DAN MUKJIZAT ADALAH BAGIAN DARI PROSES PERTUMBUHAN IMAN MENUJU PUNCAKNYA. Ini menjadi pengalaman penting, atas pemahaman yang benar. Yang membuat orang percaya semakin sadar atas penyertaan Allah, dan tentu saja sekaligus mendorong orang percaya untuk semakin setia mengikut Allah. Dan, yang paling penting dari beriman adalah semakin tertantang mengaktualisasi iman, dalam kehidupan bersama sesama manusia. JADI, IMAN YANG MEMINDAHKAN GUNUNG TAK LAYAK DISELEWENGKAN, SEAKAN ORANG PERCAYA BISA MEMINTA DAN MELAKUKAN APA SAJA SESUAI KEINGINAN DIRI. Sebaliknya, harus dipahami bahwa orang percaya harus MENYADARI PANGGILANNYA, mengubah kegelapan dunia lewat berbagai cara: Dari karunia-karunia Roh (1 Korintus 12:7-11) hingga yang terpenting, yaitu buah Roh (Galatia 5: 21-23).
Memang tidak ada yang mustahil bagi Allah karena Dia sungguh MAHA KUASA. Bagaimana dengan kita semua? Apakah iman sebesar biji sesawi itu ada pada diri kita ? SELAMAT MEMERIKSA DIRI BUKAN BERDEBAT DIRI TIADA ARTI dan marilah mendemonstrasikan nilai-nilai KRISTIANI SEJATI, sebagai bukti iman sebesar biji sesawi. Dan, ingat “gunung itu pun pindah”, bukan lagi mimpi.
Amin....
Sebuah pernyataan yang sangat provokatif. Ya provokatif, karena sangat merangsang dan menantang keinginan yang luar biasa besarnya. Betapa tidak, bisa memindahkan gunung, itu hal yang luar biasa. Apalagi, hal ini bisa dilakukan hanya dengan iman sebesar biji sesawi saja. Biji sesawi itu sangat kecil, paling sebesar wijen. Perbandingan yang waaah: iman yang kecil bisa menciptakan hal yang besar. David Copperfield, si pesulap kesohor itu saja tak pernah mampu melakukannya, kecuali menghilangkannya, dari pandangan mata.
Menghilangkan dan memindahkan adalah dua hal yang amat sangat berbeda. Masalahnya, dalam Alkitab tidak ada satu pun peristiwa atau kisah tentang nabi atau rasul yang sukses memindahkan gunung. Ada peristiwa Musa yang membelah Laut Teberau hanya dengan pukulan tongkatnya. Atau Elia yang berkata, dan kapak yang tenggelam pun segera muncul ke permukaan. Atau juga, Sadrakh, Messakh, dan Abednego, yang tak hangus dalam api yang dipanaskan tujuh kali lipat, yang justru malah menghanguskan sang petugas perapian.
Juga ada banyak peristiwa penyembuhan orang dari berbagai penyakit. Namun tak ada peristiwa gunung dipindahkan, apalagi hanya oleh sebuah perkataan. Lalu, APA MAKSUD ALKITAB DALM KONTEKS INI? Sebuah pertanyaan yang menggoda. Yang pasti, ayat ini tak hendak mengajarkan pada orang percaya, bahwa mereka bisa tampil bagai pesulap hebat, yang bisa melakukan keinginan diri, kapan saja, dan di mana saja, termasuk memindahkan gunung sekalipun. YESUS TAK MENGAJAR ORANG BERIMAN DENGAN BERPUSAT PADA DIRI, sehingga bermoto: kamu bisa, apa saja yang kamu mau. IMAN YANG BENAR TAK BERPUSAT PADA KEHENDAK DIRI, MELAINKAN KEHENDAK BAPA SORGAWI. Bukan sekadar apa yang kamu imani pasti jadi, TETAPI APAKAH IMAN KITA SESUAI ATAU TIDAK DENGAN KEHENDAK ALLAH? (YAKOBUS 4: 3,13-17).
NAH, JIKA IMAN ITU SESUAI DENGAN KEHENDAK ALLAH, MAKA APA SAJA YANG KAMU MINTA PASTI AKAN DIBERI. TAPI INGAT JUGA, IMAN YANG SESUAI DENGAN KEHENDAK ALLAH, PASTI BUKAN HAL YANG MENYENANGKAN DIRI SENDIRI, MELAINKAN KERINDUAN MELAKUKAN APA YANG MENJADI KEHENDAK ALLAH DALAM KEHIDUPAN INI. Iman sebesar biji sesawi menjadi sebuah kata bernilai tinggi. Sesawi di sini bukan seperti sayur sawi yang kita kenal. Ini adalah sejenis pohon yang tingginya bisa 3 meter dan sangat rindang, sehingga mengundang burung untuk hinggap. Ya, dari biji yang sangat kecil (hanya sebesar wijen), bisa tumbuh pohon besar, tinggi, dan rindang. Artinya, iman itu seperti biji sesawi, yang sekalipun tampak kecil tetapi mampu berdampak sangat besar. Iman yang benar menciptakan kenyataan yang benar, dan perubahan yang besar. Seperti memindahkan sebuah gunung, itu sangat nyata perpindahannya, dan tentu saja merupakan karya yang sangat besar. Tak bisa disembunyikan karena sangat nyata. Begitulah buah tindakan orang beriman.
Iman yang bisa memindahkan gunung, sungguh sebuah ungkapan yang bernilai tinggi. Apakah Anda seorang yang beriman? TAK PERLU ANDA TERIAKKAN, APALAGI MEMAKSA ORANG UNTUK MENGAKUINYA. Cukup dengan bertindak, dan buah iman ini pasti tampak nyata, menciptakan perubahan, dan pasti tak terbantahkan. Dan, itu cukup dengan iman sebesar biji sesawi saja. Wow, luar biasa bukan? Kehadiran orang percaya, di mana saja, dan kapan saja, PASTI MENCIPTAKAN PERUBAHAN BESAR, dan juga pasti tak terbantahkan. YESUS BERKATA, “KAMU ADALAH GARAM DAN TERANG DUNIA”. ITULAH KEHADIRAN ORANG PERCAYA. NYATA, SENYATA RASA GARAM DALAM SAYURAN. NYATA, SENYATA TERANG DI TENGAH KEGELAPAN DUNIA. Jadi, kehadiran orang percaya pasti menciptakan perubahan yang menghasilkan perbaikan. Tak terbantah.
Yang menjadi pertanyaan penting adalah, apakah kehadiran kita berdampak pada lingkungan di mana kita berada? Inilah puncak keberimanan yang benar. KESEMBUHAN, JAWABAN DOA ATAS BERBAGAI MASALAH, DAN MUKJIZAT ADALAH BAGIAN DARI PROSES PERTUMBUHAN IMAN MENUJU PUNCAKNYA. Ini menjadi pengalaman penting, atas pemahaman yang benar. Yang membuat orang percaya semakin sadar atas penyertaan Allah, dan tentu saja sekaligus mendorong orang percaya untuk semakin setia mengikut Allah. Dan, yang paling penting dari beriman adalah semakin tertantang mengaktualisasi iman, dalam kehidupan bersama sesama manusia. JADI, IMAN YANG MEMINDAHKAN GUNUNG TAK LAYAK DISELEWENGKAN, SEAKAN ORANG PERCAYA BISA MEMINTA DAN MELAKUKAN APA SAJA SESUAI KEINGINAN DIRI. Sebaliknya, harus dipahami bahwa orang percaya harus MENYADARI PANGGILANNYA, mengubah kegelapan dunia lewat berbagai cara: Dari karunia-karunia Roh (1 Korintus 12:7-11) hingga yang terpenting, yaitu buah Roh (Galatia 5: 21-23).
Memang tidak ada yang mustahil bagi Allah karena Dia sungguh MAHA KUASA. Bagaimana dengan kita semua? Apakah iman sebesar biji sesawi itu ada pada diri kita ? SELAMAT MEMERIKSA DIRI BUKAN BERDEBAT DIRI TIADA ARTI dan marilah mendemonstrasikan nilai-nilai KRISTIANI SEJATI, sebagai bukti iman sebesar biji sesawi. Dan, ingat “gunung itu pun pindah”, bukan lagi mimpi.
Amin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar