Efesus 6:10–20
Salah satu topik khotbah yang kerap diperdengarkan adalah kehidupan Kristen sebagai pemenang, dengan mengalahkan dunia.
Diajarkan bahwa mengalahkan dunia berarti dapat menghindarkan diri dari masalah-masalah kehidupan.
Tanda-tandanya misalnya selalu dengan cepat menyelesaikan masalah dengan kuasa Tuhan, keadaan keuangan yang memadai bahkan berlimpah-limpah, fasilitas yang cukup bahkan mewah, terhormat di mata orang lain, menonjol dalam bidang-bidang kehidupan yang digumuli orang, kalau sakit segera disembuhkan oleh mukjizat Tuhan, dan sebagainya.
Salah satu topik khotbah yang kerap diperdengarkan adalah kehidupan Kristen sebagai pemenang, dengan mengalahkan dunia.
Diajarkan bahwa mengalahkan dunia berarti dapat menghindarkan diri dari masalah-masalah kehidupan.
Tanda-tandanya misalnya selalu dengan cepat menyelesaikan masalah dengan kuasa Tuhan, keadaan keuangan yang memadai bahkan berlimpah-limpah, fasilitas yang cukup bahkan mewah, terhormat di mata orang lain, menonjol dalam bidang-bidang kehidupan yang digumuli orang, kalau sakit segera disembuhkan oleh mukjizat Tuhan, dan sebagainya.
Konsep kemenangan seperti ini adalah salah dan dapat menyesatkan.
Oleh sebab mengadopsi konsep kemenangan palsu inilah banyak orang Kristen tidak mengerti bagaimana menjalani hidup Kekristenannya.
Mereka yang mengalami kesuksesan duniawi merasa sudah benar di mata Tuhan, sementara mereka yang tidak sukses menjadi frustasi dan menyalahkan diri.
Lebih konyol lagi mereka bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan, “Mengapa Tuhan tidak adil?
Mengapa Tuhan memberi kemenangan kepada orang lain, tetapi tidak memberi kemenangan kepadaku?”
Persungutan seperti inilah yang dilakukan oleh bangsa Israel saat berkelana di padang gurun. Mereka tidak mengerti untuk apa Tuhan membawa mereka ke padang gurun; yang pasti, bagi mereka itu tidak mengenakkan mereka.
Menang atas masalah-masalah kehidupan bukanlah kemenangan yang sejati, sebab masalah-masalah itu semata-mata merupakan dampak atau akibat dari dosa manusia.
Kita harus sadar bahwa masalah seperti kemiskinan atau sakit-penyakit bukanlah musuh utama orang percaya.
Alkitab jelas menunjukkan bahwa musuh kita adalah kuasa kegelapan, yaitu si Iblis (ay. 11–12).
Tuhan memberikan perlengkapan senjata Allah agar kita dapat melawan Iblis.
Senjata-senjata tersebut memungkinkan kita bertahan saat ada penyerangan rohani Iblis terhadap kita.
Dengan demikian bahaya Iblis bukanlah saat ia merusak jasmani kita—ekonomi, kesehatan, fasilitas hidup kita—melainkan ketika ia berhasil merusak rohani kita, menghambat pertumbuhan karakter Kristus dalam diri kita. Caranya bisa dengan tipu muslihat melalui berbagai keinginan duniawi.
Kalau seseorang menyia-nyiakan karya keselamatan Kristus, maka Iblis menang.
Maka janganlah kita puas dengan kemenangan palsu, tetapi kita harus sadar bahwa kita baru dapat dikatakan menang apabila kita mampu melakukan kehendak Bapa, bertumbuh dalam Kristus, dan tidak jatuh oleh tipu muslihat Iblis.
Bahaya terbesar Iblis adalah saat ia menghambat pertumbuhan karakter Kristus dalam diri kita.
Dr. Erastus Sabdono
Oleh sebab mengadopsi konsep kemenangan palsu inilah banyak orang Kristen tidak mengerti bagaimana menjalani hidup Kekristenannya.
Mereka yang mengalami kesuksesan duniawi merasa sudah benar di mata Tuhan, sementara mereka yang tidak sukses menjadi frustasi dan menyalahkan diri.
Lebih konyol lagi mereka bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan, “Mengapa Tuhan tidak adil?
Mengapa Tuhan memberi kemenangan kepada orang lain, tetapi tidak memberi kemenangan kepadaku?”
Persungutan seperti inilah yang dilakukan oleh bangsa Israel saat berkelana di padang gurun. Mereka tidak mengerti untuk apa Tuhan membawa mereka ke padang gurun; yang pasti, bagi mereka itu tidak mengenakkan mereka.
Menang atas masalah-masalah kehidupan bukanlah kemenangan yang sejati, sebab masalah-masalah itu semata-mata merupakan dampak atau akibat dari dosa manusia.
Kita harus sadar bahwa masalah seperti kemiskinan atau sakit-penyakit bukanlah musuh utama orang percaya.
Alkitab jelas menunjukkan bahwa musuh kita adalah kuasa kegelapan, yaitu si Iblis (ay. 11–12).
Tuhan memberikan perlengkapan senjata Allah agar kita dapat melawan Iblis.
Senjata-senjata tersebut memungkinkan kita bertahan saat ada penyerangan rohani Iblis terhadap kita.
Dengan demikian bahaya Iblis bukanlah saat ia merusak jasmani kita—ekonomi, kesehatan, fasilitas hidup kita—melainkan ketika ia berhasil merusak rohani kita, menghambat pertumbuhan karakter Kristus dalam diri kita. Caranya bisa dengan tipu muslihat melalui berbagai keinginan duniawi.
Kalau seseorang menyia-nyiakan karya keselamatan Kristus, maka Iblis menang.
Maka janganlah kita puas dengan kemenangan palsu, tetapi kita harus sadar bahwa kita baru dapat dikatakan menang apabila kita mampu melakukan kehendak Bapa, bertumbuh dalam Kristus, dan tidak jatuh oleh tipu muslihat Iblis.
Bahaya terbesar Iblis adalah saat ia menghambat pertumbuhan karakter Kristus dalam diri kita.
Dr. Erastus Sabdono
As reported by Stanford Medical, It's really the SINGLE reason this country's women get to live 10 years longer and weigh on average 19 KG less than we do.
BalasHapus(By the way, it really has NOTHING to do with genetics or some secret-exercise and EVERYTHING to do with "how" they are eating.)
P.S, I said "HOW", not "WHAT"...
Tap on this link to determine if this easy quiz can help you unlock your true weight loss potential