Rabu, 08 Oktober 2014

Seperti Apakah Mertua Yang Baik ?

Mertua yang baik memperlakukan menantunya seperti anaknya sendiri, seperti seorang bapa yang baik kepada anak yang dikasihinya.
Juga menghormati batas wewenang dan otoritas yang dimiliki anak dan menantunya.
Apabila ingin memberi masukan tetap dengan sikap menghargai anaknya dan tidak memaksakan intervensi rumah tangga anaknya.
Mertua yang baik tidak membebani anak dan menantunya secara ekonomi, kecuali anak dan menantunya memang ingin membantunya dengan sukarela.
Mertua yang baik sebagai teamwork bagi anak dan menantunya, melakukan pendampingan kepada anak dan menantunya, membantu mengawasi pendidikan cucunya tetapi bukan mengambil alih tanggungjawab atas cucunya.
Ayah dan suami yang baru sebenarnya membutuhkan pendampingan, tetapi pendampingan yang saling menghargai dan tidak saling ‘menggurui’.
Kebingungan atas sikap anak yang nakal atau terlalu rewel masih bisa dihadapi suami istri tetapi akan lebih cepat dan tepat kalau mereka meminta nasehat dan saran kepada orangtua mereka sebagai mentor mereka.
MERTUA SAYA SELALU INGIN TAHU RUMAH TANGGA KAMI DAN SUAMI SAYA SUNGKAN UNTUK TIDAK MERESPONINYA.
APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN?
Suami adalah kepala keluarga. Suami adalah pemimpin yang juga bertugas untuk melindungi keluarganya dari pengaruh pihak luar. Pihak luar disini adalah siapapun diluar suami istri. Jangan salah mengerti. Orangtua dan mertua tetap merupakan ayah dan ibu dari suami istri, tetapi untuk urusan ‘dalam negeri’ rumah tangga anaknya, orangtua mesti menghargai batas-batas wewenang dan otoritas anak dan menantunya.
Suami semestinya bisa menghargai orangtuanya dan tetap menjalankan tugasnya sebagai pelindung keluarganya.
Untuk kebaikan semua pihak, suami meluangkan waktu bicara dengan orangtuanya untuk membahas hal-hal yang perlu diketahui oleh orangtua dan memohon untuk urusan tertentu diberi kesempatan menyelesaikannya sendiri dengan istrinya.
Suami juga meluangkan waktu bicara dengan istrinya tentang sikap bersama yang baik untuk menghadapi orangtuanya.
Kalau suami sungkan untuk bicara kepada orangtuanya, tetap doronglah suami untuk membuang sungkannya dan menjalankan tugasnya sebagai pemimpin keluarga. Kalau sikap sungkan ini diteruskan maka orangtua tanpa sadar akan memasuki rumah tangga anaknya terlalu jauh.
Kalau perlu diskusikan terbuka dengan mertua hal-hal demi kebaikan bersama. Bersikaplah baik kepada mertuamu dan tetap hormati suamimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WEBINAR CCA: PEKERJA MIGRAN MENANGGUNG BEBAN COVID-19

Ruth Mathen Kesimpulan panelis webinar CCA: Pekerja migran menanggung beban terbesar dari krisis COVID-19 dan dampaknya yang terus meni...