Kamis, 31 Maret 2016

BEBAN YESUS

Dua ribu tahun bukanlah waktu yang singkat. Selama hampir 2000 tahun ini gereja telah melewati tahun-tahun sejarah yang panjang. Gereja sudah belajar banyak bagaimana mengiring Tuhan, Majikan dan Juru-Selamatnya yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sekarang seharusnya gereja sudah menjadi dewasa ROHANI. Gereja harus sudah mulai memahami pikiran dan perasaan ALLAH serta berjalan se-VISI dengan Tuhan. Apalagi menjelang kedatangan Tuhan ke dua kali ke dunia yang tentunya semakin dekat. Gereja harus sudah menjadi geraja yang matang secara ROH. Kedewasaan dan kematangan gereja Tuhan dapat diukur dari sikapnya terhada BEBAN yang ada pada Tuhan. Apakah gereja Tuhan mau mengerti dan peduli terhadap beban Tuhan tsb ? Apakah gereja Tuhan dapat memahami keprihatinan, duka-cita dalam hati Tuhan melihat keadaan dunia yang sedang bergulir menuju kegelapan ? Ketika itu murid-murid Tuhan Yesus, orang percaya yang belum dewasa, turut hanyut dalam gelombang orang-orang Yahudi yang tidak memahami kehendak ALLAH. Mereka tidak mengerti maksud Tuhan Yesus datang ke YERUSALEM, beberapa hari sebelum penyaliban-Nya. Mereka mengelu-elukan-Nya dengan berharap Tuhan Yesus mau membebaskan mereka dari penjajahan kerajaan asing yaitu kekaisaran Romawi, padahal kedatangan Tuhan Yesus ke Yerusalem adalah untuk MEMIKUL SALIB (Yoh 12:12-18). Mereka mengharapkan BERKAT DUNIAWI sesuai selera dan cita rasa dunia, tetapi Tuhan memiliki pandangan dan rancangan lain. Tuhan menyediakan berkat yang JAUH LEBIH BERNILAI, jauh lebih baik dari berkat duniawi. Dalam hal ini terjadi benturan kepentingan antara Tuhan dan manusia.
Hendaknya kita sebagai umat Tuhan tidak salah mengerti dalam merayakan NATAL. Tuhan Yesus datang bukan untuk PLESIRAN. IA datang bukan untuk memuaskan ambisi dan ego-Nya sendiri. IA data bukan untuk menciptakan PESTA DUNIAWI kepada manusia atau sukacita duniawi menurut anggapan, pandangan dan cita rasa manusia. IA datang untuk menjalankan tugas PENYELAMATAN. Untuk tugas penyelamatan ini Tuhan Yesus mempertaruhkan seluruh hidup-Nya bagi KEPENTINGAN BAPA Sorgawi.
Dalam kitab FILIPI dikatakan, bahwa IA menghampakan diri-Nya dan menjadi sama seperti manusia. Kedatangan-Nya di kandang domba sudah merupakan isyarat yang jelas bahwa IA datang untuk suatu tugas besar yang MENUNTUT PENGORBANAN. IA datang bukan untuk DILAYANI tetapi menyerahkan NYAWA-NYA menjadi tebusan bagi banyak orang. (Markus 10:45). SUDAH SAATNYA KITA MERAYAKAN NATAL DENGAN MEMBERIKAN PERHATIAN TERHADAP BEBAN YANG ADA DI HATI TUHAN YESUS TERHADAP KEADAAN DUNIA YANG SANGAT MENYEDIHKAN HARI-HARI INI. Jika kita mengerti beban di hati Tuhan Yesus ini, maka kita tidak akan merayakan NATAL secara KELIRU.
Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WEBINAR CCA: PEKERJA MIGRAN MENANGGUNG BEBAN COVID-19

Ruth Mathen Kesimpulan panelis webinar CCA: Pekerja migran menanggung beban terbesar dari krisis COVID-19 dan dampaknya yang terus meni...