Dengan kelahiran Tuhan Yesus di kandang Bethlehem IA hendak menunjukan
solidaritas dan keprihatinan-NYA kepada manusia. Kandang domba bisa
menjadi gambaran dari keadaan manusia yang menyedihkan (MISERABLE).
Tuhan turun ke dunia di tengah-tengah keadaan manusia yang sudah jatuh,
jauh dari standar kemuliaan ALLAH yang mestinya dimiliki manusia.
Mengamati penciptaan alam semesta dan keadaan manusia mula-mula yang
berkeadaan serupa dan segambar dengan ALLAH,
betapa sempurnanya TUHAN menciptakan dunia ini dan manusia di dalamnya.
Tetapi karena DOSA, bumi dan manusia tidak lagi menjadi seperti
keadaaan semula diciptakan. KEHINAAN ini dilukiskan dengan KANDANG DOMBA
tempat Tuhan Yesus dilahirkan.
Tuhan Yesus pun datang tidak dalam keadaan sebagai ALLAH BAPA yang
memiliki segala kemuliaan-NYA yang tiada batas. Alkitab mencatat bahwa
Tuhan Yesus mengosongkan diri-NYA sendiri dan mengambil rupa seorang
HAMBA dan menjadi sama dengan manuisa (Filipi 2:5-7). IA
sungguh-sungguh merendahkan diri dengan keadaan yang dalam segala hal
disamakan dengan MANUSIA (IBR 2:17). Dari tindakan Tuhan Yesus ini
nampak jelas sikap solidaritas-Nya yang sangat MENGAGUMKAN. Tindakan
ALLAH ANAK ini dapat dijadikan sebagai suatu tegoran dan peringatan
BETAPA GAWATNYA keadaan manusia, betapa dahsyat kerusakan yang dialami
dunia ini. Karena hal itu ALLAH sangat prihatin.
Dalam INJIL kita menemukan beberapa peristiwa yang menunjukkan KEPRIHATINAN TUHAN terhadap keadaan manusia. Tuhan Yesus menangisi YERUSALEM dan dengan seruan-NYA : “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu ! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya dibawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau” (Luk 13:34). Juga dalam kisah mengenai LAZARUS yang mati tetapi kenyataan adanya kematian. Kematian bukanlah realitas yang dirancang oleh ALLAH BAPA. Dari fakta sikap keprihatinan ALLAH ini kita diingatkan betapa keadaan kita ini sangat MENYEDIHKAN. Manusia telah kehilangan DAMAI, rusak moralnya dan menuju KEBINASAAN.
ALLAH menjadi manusia dan mengalami penderitaan yang maha hebat yang nanti PUNCAK PELAYANAN-NYA di KAYU SALIB. Ini dimaksudkan agar kita tahu bahwa ALLAH pernah merasakan apa yang kita rasakan. IA tahu keadaan kita dengan sempurna, dengan demikian ia dapat menolong orang dari segala masalah (IBR 4:15). BERBAHAGIALAH orang yang menyadari akan KEPRIHATINAN TUHAN YESUS ini karena ia akan dipermuliakan bersama-NYA di Rumah BAPA. AMIN
“Para sedulur sedoyo ingkang kinasih ing GUSTI YESUS,
Kulo ngaturaken : SUGENG NATAL lan WARSO ENGGAL’14
Mugi-mugi tansah binerkahan GUSTI selaminyo. Nuwun”.
Dalam INJIL kita menemukan beberapa peristiwa yang menunjukkan KEPRIHATINAN TUHAN terhadap keadaan manusia. Tuhan Yesus menangisi YERUSALEM dan dengan seruan-NYA : “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu ! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya dibawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau” (Luk 13:34). Juga dalam kisah mengenai LAZARUS yang mati tetapi kenyataan adanya kematian. Kematian bukanlah realitas yang dirancang oleh ALLAH BAPA. Dari fakta sikap keprihatinan ALLAH ini kita diingatkan betapa keadaan kita ini sangat MENYEDIHKAN. Manusia telah kehilangan DAMAI, rusak moralnya dan menuju KEBINASAAN.
ALLAH menjadi manusia dan mengalami penderitaan yang maha hebat yang nanti PUNCAK PELAYANAN-NYA di KAYU SALIB. Ini dimaksudkan agar kita tahu bahwa ALLAH pernah merasakan apa yang kita rasakan. IA tahu keadaan kita dengan sempurna, dengan demikian ia dapat menolong orang dari segala masalah (IBR 4:15). BERBAHAGIALAH orang yang menyadari akan KEPRIHATINAN TUHAN YESUS ini karena ia akan dipermuliakan bersama-NYA di Rumah BAPA. AMIN
“Para sedulur sedoyo ingkang kinasih ing GUSTI YESUS,
Kulo ngaturaken : SUGENG NATAL lan WARSO ENGGAL’14
Mugi-mugi tansah binerkahan GUSTI selaminyo. Nuwun”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar