Selasa, 07 April 2020

Mengampuni dan mengasihi yang menghianati

Pengalaman dikhianati adalah pengalaman yang paling menyakitkan. Apalagi hal itu dilakukan oleh okeh yang dekat dan terdekat dengan kita.
Dan hal ini membuat kita mengeluarkan energi yang sangat banyak sehingga banyak orang kena gejala 5 S. Apa itu ? Stress, Strok, Step, Stop (Meninggal) dan Sekop (dikubur).
Dan tidak banyak orang mau melepaskan pengampunan, bahkan mau dibawa sampai mati.
Orang yang demikian adalah orang yang hidupnya menderita seumur hidup.
Pengalaman menyakitkan ini juga dialami oleh Tuhan Yesus, di mana Ia juga dikhianati dan disangkal oleh murid2Nya, yaitu Yudas Iskariot dan Petrus.
Yesus memberi teladan yang baik bila kita mengalami seperti yang Tuhan Yesus, yaitu dengan menunjukkan belaskasih melalui pengampunan (Yoh 13:21-33, 36-38). Dengan demikian Ia memutus mata rantai kejahatan dan membebaskan racun yang mematikan dalam diriNya.
Sakit hati adalah racun yang mematikan dan berdampak bisa mencelakai bahkan membunuh orang lain.
Refleksi :
- Apakah kita juga berani meneladan Tuhan Yesus untuk mengasihi dan mengampuni orang2 yang mengkhianati kita? Siapa orang2 yang perlu kasihi dan ampuni saat ini?
- Apa yang membuat kita sulit mengasihi dan mengampuni orang yang mengkhianati kita? Apa dampaknya dalam hidup kita bila kita tidak mau mengampuni?
- Mari kita masuk dalam keheningan dan memohon rahmat kepenuhan kasih agar kita mampu mengasihi dan mengampuni orang yang mengkhianati kita.
Kita mengampuni sebenarnya menolong diri kita sendiri, karena terbebas dari belenggu tekanan sehingga kedamaian dan sukacita memenuhi hidup kita.
"Orang yang mampu mengampuni bukanlah orang yang lemah tetapi orang yang kuat, karena Roh Allah memenuhi hidupnya."


DomSav Winarto Setiawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WEBINAR CCA: PEKERJA MIGRAN MENANGGUNG BEBAN COVID-19

Ruth Mathen Kesimpulan panelis webinar CCA: Pekerja migran menanggung beban terbesar dari krisis COVID-19 dan dampaknya yang terus meni...