(Ayub 5:2)
Renungan:
Menyimpan kemarahan dan sakit hati adalah sebuah kebodohan, melepaskan pengampunan merupakan sebuah pilihan yang bijak. Seperti yang dinyatakan oleh Cherie Carter-Scott, "Kemarahan akan membuat anda semakin kecil, sementara melepaskan pengampunan mendorong anda bertumbuh ke tingkat yang lebih tinggi." Dengan kata lain, kemarahan dan kepahitan hanya akan menempatkan hidup kita bagai katak dalam tempurung. Membuat kita tidak dapat melihat keindahan kehidupan di luar tempurung sakit hati. Sementara itu pengampunan akan menajamkan kepekaan hati kita untuk melihat rencananya melalui semua yang terjadi. Kita mampu melihat semua kepahitan sebagai berkat rohani yang terselubung, yang hanya dapat kita mengerti ketika pintu pengampunan terbuka lebar. Seperti apa yang dialami oleh Yusuf, "Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu... Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah."
Jadi, masihkah kita memilih untuk menjadi orang yang bodoh, yang hidup dalam tempurung sakit hati, ataukah menjadi orang yang bijak dan menikmati indahnya sebuah hati yang mampu mengampuni?
Menyimpan kemarahan dan sakit hati adalah sebuah kebodohan, melepaskan pengampunan merupakan sebuah pilihan yang bijak. Seperti yang dinyatakan oleh Cherie Carter-Scott, "Kemarahan akan membuat anda semakin kecil, sementara melepaskan pengampunan mendorong anda bertumbuh ke tingkat yang lebih tinggi." Dengan kata lain, kemarahan dan kepahitan hanya akan menempatkan hidup kita bagai katak dalam tempurung. Membuat kita tidak dapat melihat keindahan kehidupan di luar tempurung sakit hati. Sementara itu pengampunan akan menajamkan kepekaan hati kita untuk melihat rencananya melalui semua yang terjadi. Kita mampu melihat semua kepahitan sebagai berkat rohani yang terselubung, yang hanya dapat kita mengerti ketika pintu pengampunan terbuka lebar. Seperti apa yang dialami oleh Yusuf, "Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu... Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah."
Jadi, masihkah kita memilih untuk menjadi orang yang bodoh, yang hidup dalam tempurung sakit hati, ataukah menjadi orang yang bijak dan menikmati indahnya sebuah hati yang mampu mengampuni?
Selamat pagi sobat dalam kristus Yesus,, saya harap saudara saudara dalam keadaan yang berbahagia. Amen
Tuhan Yesus memberkati.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar